Sikka, NTT,- Menyikapi kondisi terkini akibat erupsi kembali Gunung Lewotobi Laki-laki, jajaran Polsek Waigete melaksanakan kegiatan monitoring dan pemantauan langsung di wilayah terdampak, tepatnya di perbatasan Kabupaten Sikka dan Flores Timur, Desa Hikong, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, Rabu (18/5/2025) pukul 10.00 WITA.
Kegiatan ini dipimpin oleh Ka Sub Sektor Nebe AIPTU Sadryanto bersama Kanit Samapta Polsek Waigete AIPTU Wenslaus Watu Woga dan Kanit Intelkam AIPDA Maleakhi Missa serta anggota Sub Sektor Nebe. Mereka memantau situasi di lima desa di wilayah Kecamatan Talibura yang terdampak sebaran abu vulkanik akibat erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, yang saat ini berstatus Level IV (Awas).
Dalam monitoring tersebut, petugas juga membagikan masker kepada pengguna jalan dan warga masyarakat, termasuk di Pasar Nebe, sebagai upaya mitigasi terhadap dampak buruk abu vulkanik terhadap kesehatan pernapasan. Warga diimbau untuk tetap menggunakan masker dalam aktivitas sehari-hari, terutama saat berada di luar rumah.
Selain itu, jajaran Polsek Waigete menginformasikan bahwa para pengungsi asal Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, yang sempat mengungsi ke wilayah Kabupaten Sikka, kini telah kembali ke tempat tinggal masing-masing. Sementara itu, jalur utama Trans Maumere–Larantuka yang sebelumnya sempat ditutup, kini telah dibuka kembali dan arus lalu lintas berjalan normal, meski warga tetap diminta meningkatkan kewaspadaan.
Kabid Humas Polda NTT, Kombes Pol. Henry Novika Chandra, S.I.K., M.H., mewakili Kapolda NTT Irjen Pol Dr. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si., menyampaikan apresiasi atas langkah cepat jajaran Polsek Waigete dalam merespons perkembangan situasi di lapangan.
“Polda NTT terus memantau perkembangan erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, dan kami telah mengarahkan seluruh jajaran, termasuk Polsek Waigete, untuk turun langsung ke lapangan melakukan pemantauan, memberikan edukasi kepada masyarakat, dan membagikan masker untuk meminimalisir risiko gangguan kesehatan akibat abu vulkanik. Kami imbau masyarakat tetap tenang, patuhi arahan petugas, dan selalu waspada mengingat status gunung masih pada level IV (Awas),” tegas Kapolda melalui Kabid Humas.
Polda NTT juga mengimbau seluruh warga di wilayah terdampak untuk terus mengikuti informasi resmi dari BMKG, PVMBG, dan instansi terkait guna menghindari hoaks yang dapat memicu kepanikan.
Kegiatan monitoring ini merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab Polri dalam menjaga keselamatan masyarakat di tengah kondisi bencana alam.