Kupang, NTT — Suasana hangat dan penuh keakraban menyelimuti Kantor Desa Oebelo pagi itu. Di bawah langit biru dan semilir angin Timor, warga Desa Oebelo berkumpul dalam momen istimewa Jumat Curhat bersama Kapolda NTT, (20 Juni 2025).
Tepat pukul 09.00 WITA, kegiatan yang ditunggu-tunggu ini resmi dimulai. Tujuannya sederhana, namun sangat berarti mendengar langsung suara rakyat, menjembatani harapan dan keresahan masyarakat dengan solusi nyata dari pihak kepolisian.
Acara ini bukan sekadar seremoni, melainkan ruang komunikasi yang tulus antara masyarakat dan aparat. Hadir dalam kegiatan tersebut para pejabat penting di jajaran Polda NTT Ka Korsis SPN Polda NTT AKBP Samuel Sumihar Simbolon, S.H., M.H. Kasubdit Satpam dan Polsus Kompol Wayan, Kanit Hartib Kompol Yorsen Bilaut, Sat Brimob Polda NTT AKP Agus Subono, Kapolsek Kupang Tengah IPDA Muh Ciputra Abidin, S.Tr.K., M.Si.
Mereka duduk berdampingan bersama Camat Kupang Tengah Robianto Meok, S.H., Kepala Desa Oebelo Marten Hala, serta para tokoh adat, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, termasuk Pastor Silvester Homa CMF.
Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Desa Oebelo yang mengapresiasi kehadiran pihak Polda NTT. Dalam sambutannya, AKBP Samuel Sumihar Simbolon menyampaikan bahwa Jumat Curhat adalah langkah konkret Polri untuk hadir secara nyata di tengah masyarakat—bukan hanya menjaga keamanan, tetapi juga menjadi pendengar setia.
Lalu tibalah momen yang paling ditunggu sesi tanya jawab. Di sinilah suara-suara dari hati masyarakat mengalir tanpa sekat.
Seorang warga mengusulkan agar kendaraan tua dapat diputihkan pajaknya, meringankan beban masyarakat kecil. Lainnya berharap agar SIM bisa diberikan secara gratis bagi pemuda desa yang baru tamat SMA. Ada pula harapan tulus agar anak-anak eks pejuang Timor-Timur yang mengikuti seleksi Polri diberi perhatian lebih. Komunitas Perlindungan Perempuan dan Anak meminta percepatan penanganan kasus pengeroyokan dan pengrusakan yang terjadi pada 14 Mei 2025.
Pastor Silvester Homa CMF, dengan penuh hormat, mengapresiasi Polsek Kupang Tengah yang menjaga kedamaian di Taman Doa Yesus Maria Oebelo, seraya memohon agar program Jumat Curhat ini rutin dilaksanakan.
Tokoh adat mengusulkan pengawasan lebih ketat terhadap pesta rakyat yang sering melanggar jam operasional dan rawan menimbulkan konflik. Masalah klasik namun tetap krusial seperti pencurian dan miras pun kembali mencuat, menjadi perhatian bersama.
Setiap aspirasi dicatat, setiap keluhan ditampung. Tak ada yang dianggap remeh, karena di mata Polri, setiap suara masyarakat adalah cahaya penuntun perubahan.
AKBP Samuel Sumihar Simbolon yang hadir mewakili Kapolda NTT Irjen Pol Dr. Rudi Darmoko, S.I.K., M.Si., mengatakan bahwa “Kami tidak datang hanya untuk mendengar, tapi juga membawa komitmen untuk menindaklanjuti. Jumat Curhat ini adalah bentuk nyata bahwa Polri ingin berjalan seiring dengan rakyat—mendengarkan, memahami, dan bertindak. Karena keamanan dan ketertiban bukan hanya tugas Polri, tapi tanggung jawab bersama.”
Pukul 10.45 WITA, kegiatan ditutup dengan senyum dan harapan baru. Suasana tetap aman dan tertib, namun yang lebih penting, suasana hati masyarakat kini terasa lebih lega dan percaya. Percaya bahwa ada ruang untuk bicara, dan ada telinga yang benar-benar mendengarkan.
Jumat Curhat bukan hanya program, tapi jembatan hati antara rakyat dan Polri. Dan di Desa Oebelo hari ini, jembatan itu telah kokoh terbentang.