Kupang, NTT – Dalam rangka meningkatkan komunikasi dan keterbukaan antara masyarakat dan aparat kepolisian, kegiatan Jumat Curhat digelar di wilayah Nunbaun Sabu, yang dipimpin langsung oleh Ka SPN Polda NTT Kombes Pol. Nanang Putu Wardianto, S.ST. MK, serta Dirbimas Polda NTT Kombes Pol. Rahmanto Sujudi, S.I.K. Acara ini menjadi wadah bagi warga untuk menyampaikan berbagai keluhan dan aspirasi terkait situasi keamanan dan ketertiban di wilayah mereka.
Salah satu permasalahan utama yang diungkapkan oleh warga adalah maraknya praktik penangkapan ikan dengan menggunakan alat bantu kompresor untuk memanah ikan dan penggunaan racun yang menghasilkan tangkapan puluhan kilogram. Praktik ini dinilai sangat merugikan para nelayan tradisional yang masih menggunakan alat sederhana seperti pancing dan pukat. Warga berharap adanya tindakan tegas dari pihak berwenang untuk mengatasi masalah ini demi keberlanjutan ekosistem laut dan kesejahteraan nelayan lokal.
Selain itu, warga juga mengeluhkan suara klakson kendaraan kontainer yang melintas di jalur utama. Suara klakson yang sangat keras dianggap mengganggu kenyamanan dan ketenangan warga, terutama pada malam hari. Mereka meminta adanya regulasi yang mengatur penggunaan klakson kendaraan besar di area pemukiman.
Keamanan di jalur 40 juga menjadi perhatian warga, di mana sering terjadi tindak pidana seperti pemalakan dan penganiayaan yang bahkan menimbulkan korban jiwa. Warga meminta pihak kepolisian untuk mendirikan pos pengamanan di lokasi tersebut guna mencegah aksi kriminalitas dan meningkatkan rasa aman bagi masyarakat yang melintas.
Dalam aspek lalu lintas, warga memberikan masukan agar anggota Lantas lebih memperhatikan keselamatan saat memberhentikan pengendara roda dua (R2). Sering kali terjadi kecelakaan karena pengendara yang berusaha melarikan diri saat dihentikan oleh petugas. Warga menyarankan agar petugas mencatat nomor polisi kendaraan daripada melakukan pengejaran yang berisiko.
Selain itu, warga juga mengusulkan agar Surat Izin Mengemudi (SIM) dapat berlaku seumur hidup, guna mengurangi beban biaya perpanjangan bagi masyarakat. Usulan lainnya termasuk pemasangan CCTV di jalan raya untuk mempermudah pengawasan dan mengurangi potensi kecelakaan serta tindak kejahatan.
Terkait kendaraan kontainer yang melintas di jalan perkampungan, warga menyampaikan kekhawatiran atas keselamatan anak-anak yang bermain di sekitar jalan yang sempit dan rawan kecelakaan. Warga menduga bahwa pengemudi kontainer memilih jalur ini untuk menghindari petugas LLAJ di jembatan timbang. Oleh karena itu, mereka meminta pihak kepolisian untuk menertibkan kendaraan besar yang melewati pemukiman.
Isu yang berkembang di tengah masyarakat terkait proses rekrutmen anggota Polri juga menjadi perhatian dalam pertemuan ini. Warga mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa masuk ke kepolisian harus membayar ratusan juta rupiah, yang dianggap sangat merugikan masyarakat kurang mampu. Mereka berharap agar proses penerimaan anggota Polri dilakukan secara transparan dan tanpa pungutan biaya.
Selain itu, menjamurnya petugas parkir liar di Kota Kupang juga menjadi keluhan yang disampaikan warga. Mereka merasa resah dengan adanya pungutan liar yang dilakukan oleh petugas parkir yang tidak resmi. Warga meminta pihak berwenang untuk melakukan penertiban guna menciptakan ketertiban dan kenyamanan di kota.
Menanggapi berbagai aspirasi yang disampaikan, pihak kepolisian berjanji akan menindaklanjuti setiap keluhan dan masukan dari warga guna meningkatkan pelayanan serta keamanan di wilayah Nunbaun Sabu dan sekitarnya.