Kupang, 26 Februari 2025 – Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan nasional menuju Indonesia Emas 2045. Dalam upaya mendukung program ini, Kepolisian Daerah (Polda) Nusa Tenggara Timur (NTT) bersama TNI dan pemerintah daerah terus bersinergi dalam mendukung ketahanan pangan melalui berbagai program strategis.
Dalam dialog interaktif di RRI Kupang, Rabu (26/2/25), Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabidhumas) Polda NTT, Kombes Pol. Henry Novika Chandra, S.I.K., M.H., menegaskan bahwa Polri memiliki peran penting dalam mengawal dan mendukung berbagai kebijakan ketahanan pangan.
“Untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045, diperlukan kesamaan cita-cita dari seluruh elemen bangsa. Polri sebagai alat negara bertugas mendukung program ketahanan pangan guna mewujudkan ketahanan nasional. Kami berkolaborasi dengan pemerintah daerah, TNI, serta seluruh pemangku kepentingan dalam mencapai tujuan ini,”ungkap Kombes Pol. Henry.
Polda NTT telah menjalankan empat program utama dalam mendukung ketahanan pangan, yaitu yang pertama Program Pekarangan Pangan Bergizi. Mendorong masyarakat memanfaatkan lahan pekarangan untuk budidaya tanaman pangan. Yang kedua Pemanfaatan Lahan Produktif dimana Polri bersama pemerintah daerah membuka dan mengelola lahan-lahan potensial sebagai lumbung pangan daerah. Ketiga Pengawasan Distribusi Pangan, Mengawal pendistribusian benih, pupuk, dan hasil pertanian agar tidak terjadi penyimpangan seperti kelangkaan atau permainan harga oleh spekulan. Yang terakhir Rekrutmen Personel Polri Berbasis Kompetensi Pertanian. Mempersiapkan SDM unggul dengan keahlian di bidang pertanian, peternakan, dan perikanan untuk mendukung program pangan nasional.
Selain Polri, TNI juga memiliki peran signifikan dalam mendukung ketahanan pangan di NTT. Pasiter Korem 161/WS Mayor CPL Yoyok Prasetyo, yang turut hadir dalam dialog tersebut, menjelaskan bahwa TNI melakukan berbagai upaya, mulai dari pendampingan petani, penyuluhan, hingga pembangunan infrastruktur pertanian.
“Kami melakukan pendampingan kepada petani, memberikan penyuluhan mengenai teknik pertanian yang lebih efisien, serta membantu pembangunan infrastruktur pendukung seperti irigasi. Selain itu, kami juga memanfaatkan lahan-lahan milik TNI untuk pertanian, yang hasilnya dapat membantu kesejahteraan masyarakat,” Mayor CPL Yoyok Prasetyo.
Sementara itu, Kepala UPTD Pembenihan Tanaman Pangan dan Hortikultura NTT, Samuel F.Keffi, S.P., M.Sc mengungkapkan bahwa kebutuhan benih unggul masih menjadi tantangan di NTT.
“Setiap tahun kita membutuhkan sekitar 100 hingga 200 ton benih unggul untuk mendukung program pertanian. Namun, saat ini sebagian besar benih masih didatangkan dari luar NTT. Oleh karena itu, kami berupaya untuk mengembangkan program ‘Desa Mandiri Benih’ agar produksi benih bisa dilakukan di daerah sendiri,” jelas Samuel.
Dalam diskusi tersebut, berbagai tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan di NTT turut disoroti, mulai dari keterbatasan SDM di bidang pertanian, kendala cuaca ekstrem, hingga ketersediaan sarana dan prasarana pertanian.
Kombes Pol. Henry menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar lebih tertarik kembali ke sektor pertanian.
“Kita harus membangun budaya bertani di negara agraris ini. Saat ini bertani bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi juga bisa menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan jika dilakukan dengan cara yang modern dan efisien,” pungkas Kabidhumas.
Dengan sinergi antara Polri, TNI, dan pemerintah daerah, diharapkan ketahanan pangan di NTT dapat terus diperkuat guna mendukung kesejahteraan petani dan masyarakat secara luas.